Atletik yang
terdiri dari jalan, lari, lompat dan lempar dikatakan sebagai cabang olahraga
yang paling tua usianya dan disebut juga sebagai “ibu atau induk” dari semua
cabang olahraga dan sering juga disebut sebagai juga sebagai Mother of Sports.
Alasannya karena gerakan atletik sudah tercermin pada kehidupan manusia purba,
Mengingat jalan, lari, lompat dan lempar secara tidak sadar sudah mereka
lakukan dalam usaha mempertahankan dan mengembangkan hidupnya, bahkan mereka
menggunakannya untuk menyelamatkan diri dari gangguan alam sekitarnya.
Pada tahun 390
SM pembinaan suatu bangsa dipusatkan pada peningkatan kekuatan fisik
mengutamakan pertumbuhan menuju bentuk tubuh yang harmonis dan serasi melalui
perpaduan kegiatan Gymnastik, Gramaika, dan Musika.
Kegiatan
Gymnastic tedapat gerakan lari, lompat,lempar lembing, lempar cakram, dan
gulat. Kelima gerakan-gerakan tersebut dilakukan oleh kaum muda untuk
meningkatkan/membangun kekuatan dan membentuk tubuh yang perkasa.
Humeros adalah
seorang ahli pujangga Yunani yang mencatat sejarah atletik pertama di dunia,
salah satu catatan yang menjadi pegangan adalah olahraga atletik sudah
dilakukan oleh semua orang pada zaman purba sekitar 100 tahun sebelum masehi.
Olahraga atletik
sudah diperlombakan oleh masyarakat Yunani sejak olympiade kuno, sebelumnya
masyarakat Yunani yang terdiri dari berbagai suku dan sering terjadi peperangan
antar suku, dengan adanaya olympiade kuno ini didalamnya ada cabang atletik
yang diperlombakan maka peperangan antar suku semakin jarang, hal ini
dikarenakan masing-masing suku mempersiapkan atlet-atlenya yang akan
diterjunkan dalam kegiatan olympiade kuno tersebut.
Tempat arena
perlombaabn dimana para atlet akan berlomba dan daerahnya dikelilingi oleh
tembok yang kuat tempat tersebut dinamakan Palaestra. Selain bertujuan untuk
perdamain antar suku di Olympiade juga bertujuanuntuk upacar keagamaan yaitu
untuk menyembah dewa orang Yunani yaitu Zeus.
Tolak peluru diadakan sebagai nomor
terpisah untuk putera dan puteri dan juga sebagai bagian dari dasa lomba
dan sapta lomba. Selama bertahun – tahun nomor ini telah di dominasi oleh atlet
yang bertubuh besar dan kuat. Kemajuan terbesar dalam olahraga tolak peluru
terjadi pada tahun 1950, ketika Parry O,Brien memulai tolakannya menghadap
bagian belakang ring, metode ini dikenal sebagai metode O,Brien atau lebih di
kenal dengan teknik meluncur. Teknik yang mendapat popularitas adalah teknik
berputar yang menggunakan lemparan cakram melintasi ring tolak peluru bukan
bergerak ke arah belakang yang telah dilakukan oleh O,Brien dan kedua teknik ini
sama mencapai keberhasilan.
Banyak orang awam mengenal apa itu? Peluru!, klau sudah menyangkut dengan
Peluru pasti dihubung-hubungkan dengan Senjata Api. Karena peluru merupakan
sebuah benda atau bisa disebut isinya dari senjata Api. Tapi, peluru ini beda
dengan apa yang dipikirkan. Dan tidak ada hubunganya sama sekali dengan senjata
api. peluru ini kalau
dihubungkan dengan olahraga banyak manfaatnya yaitu bisa mendatangkan prestasi
membanggakan bagi yang berminat mendalaminya. Yaitu cabang olahraga tolak
peluru yang masuk dalam daftar perlombaan Nasional maupun Internasional.
2. Pengertian
Tolak Peluru
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik dalam
nomor lempar. Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh
mungkin. Peluru ini merupakan peralatan utama dalam olahraga ini. Bentuknya
bulat seperti bola dan terbuat dari besi.
Dalam kata lain Tolak Peluru merupakan suatu aktivitas yg dilakukan untk mencapai lemparan atau tolakan yg sejauh-jauhnya. Peluru yang digunakan
terbuat dari besi berbentuk oval dengan berat 3kg, 4kg, 5kg, 7kg. dengan ruang
lingkaran lebar 5x3 meter. Yang terpenting dari Tolak peluru adalah peluru
harus didorong keluar dengan kecepatan maksimal, dengan sudut kira-kira 40
derajat. Posisi untuk menolak harus ditekankan pada kaki. karena kaki adalah
bagian yang terkuat dari badan.
3.
Peralatan dan Lapangan Tolak Peluru
Peralatan yang di gunakan dalm tolak peluru:
a. Rol Meter
b. Bendera Kecil
c. Kapur / Tali Rafia
d. Peluru
e. Peluru Untuk senior putra = 7.257 kg
f. Peluru Untuk senior putri = 4 kg
g. Peluru Untuk junior putra = 5 kg
h. Peluru Untuk junior putri = 3 kg
Lapangan
atau konstruksi :
a.
Lingkaran
tolak peluru harus dibuat dari besi, baja ata bahan lain yang cocok yang
dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian
dalam lingkaran tolak dibuat dari elemen aspal atau bahan lain yang padat
tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm
sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.
b.
Garis lebar
5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan
kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu.
c.
Diameter
bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum
6 mm dan harus di cat putih.
d.
Balok
penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah
busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran
tolak, sehingga lebih kokoh. Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di
dalam, tebal 9,8-10,2 cm.
4.
Peraturan Tolak Peluru
Sebenarnya permainan tolak peluru
tidak begitu memiliki peraturan permainan yang rumit, dengan tujuan melemparkan
peluru sejauh mungkin ke arah lapangan tanpa melakukan diskualifikasi.
Tolak peluru
dianggap sah apabila diantaranya sebagai berikut:
a. Gaya
yang digunakan harus benar.
b. Tidak
boleh meninggalkan tempat sebelum peluru jatuh
c. Peluru
dipegang dan di tolakkan kea rah sector tolakan.
d. Penolak
masuk dan keluar lapangan lempar dari arah belakang lingkaran
Ada beberapa
hal yang menyebabkan diskualifikasi.
a. Menyentuh balok batas sebelah atas,
b.
Menyentuh tanah di
luar lingkaran,
c.
Keluar masuk
lingkaran dari muka garis tengah,
d.
Dipanggil selama 3
menit belum menolak,
e.
Peluru ditaruh di
belakang kepala,
f.
Peluru jatuh di luar
sektor lingkaran,
g.
Menginjak garis
lingkaran lapangan,
h.
Keluar lewat depan
garis lingkaran,
i.
Keluar lingkaran
tidak dengan berjalan tenang,
j.
Peserta gagal
melempar sudah 3 kali lemparan.
5. Teknik Dasar Tolak Peluru
Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya:
a. Teknik Memegang Peluru
Ada 3 teknik memegang peluru :
1) Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada
di samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya. Untuk orang yang
berjari kuat dan panjang.
2) Jari-jari agaka rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di
samping belakang peluru. Biasa dipakai oleh para juara.
3) Seperti cara diatas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedangkan
letak jari kelingking berada di belakang peluru. Cocok untuk orang yang
tangannya pendek dan jari-jarinya kecil
b. Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu
1) Peluru dipegang dengan salah satu cara diatas, letakkan peluru pada bahu
dan menempel pada leher bagian samping.
2) Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks
di samping kiri badan.
c. Teknik Menolak Peluru
1) Pengenalan peluru
Peluru dipegang dengan satu tangan dipindahkan ke tangan yang lain
Peluru dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang benar
Peluru dipegang dengan dua tangan dengan sikap berdiri akak membungkuk, kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru digelindingkan ke depan Sikap awal akan menolak peluru
Peluru dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang benar
Peluru dipegang dengan dua tangan dengan sikap berdiri akak membungkuk, kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru digelindingkan ke depan Sikap awal akan menolak peluru
2) Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang
lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan
arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke arah
lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kaki kanan mendarat,
badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan. Bahu kanan lebih rendah
dari bahu kiri. Lengan kiri masih pada sikap semula.
3) Cara menolakkan peluru
Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan
gerakan menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan peda peluru harus lurus
satu garis. Sudut lemparan kurang dari 40o. Sikap akhir setelah menolak peluru
4) Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan ke
depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke belakang
demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara keseimbangan.
6. Gaya Dalam
Tolak Peluru
Ada dua
macam gaya yang sering digunakan pada tolak peluru, ialah gaya lama atau
ortodoks dan gaya baru atau gaya O’Brien. Jika ada gaya lain hanyalah merupakan
variasi dari kedua gaya tersebut (Basuki, 1979:130).
a. Gaya O’Brien
Tolak Peluru merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk mencapai
lemparan atau tolakan yang sejauh-jauhnya. Gaya O’Brien adalah tolak peluru gaya belakang, dengan awal gerakan
membelakangi arah sektor tolakan. Kali pertama diperkenalkan oleh Parry O’Brien (Roji, 2007:90). Parry
O’Brien merupakan atlet Amerika sekaligus juara Olimpiade 1956/1960.
Cara Menolak
Peluru Gaya O’Brien:
1) Tahap
persiapan
a) Berdiri
tegak pada kaki kanan membelakangi arah atau sektor gerakan (tolakan).
b) Kaki kanan
berada dimuka batas belakang lingkaran, berat badan sebagian besar diterima
oleh kaki kanan.
c) Kaki kiri
secara rileks ke belakang dengan ujung jarinya menyentuh tanah.
d) Tangan kiri
diluruskan ke atas di samping telinga.
e) Pandangan ke
depan bawah
2) Tahap
Gerakan
a) Gerakan
meluncur ke belakang diawali dengan merendahkan lutut kaki kanan, lanjutkan
gerakan berjingkat rendah ke belakang bersamaan kaki kiri diluncurkan lurus
jauh ke belakang.
b) Pada saat
kaki kanan mendarat dari gerak berjingkat dan disusul mendaratnya kaki kiri
jauh di belakang, putar badan kearah kiri dengan cepat.
c) Pada saat
dada terbuka menghadap arah depan, tolakan peluru ke depan atas lebih kurang
membentuk sudut 45°.
d) Lepaskan
peluru dan pegangan tangan setelah peluru berada pada titik terjauh dari badan
(lengan lurus).
3) Akhir
Gerakan
a) Kaki kanan
digerakan ke depan menggantikan kaki kiri, hingga tumpuan berpindah pada kaki
kanan.
b) Badan
condong ke depan.
c) Kaki kiri di
belakang badan tergantung rileks dengan lutut tertekuk.
d) Pandangan
kearah tolakan.
b. Gaya Ortodok
Bila
menggunakan gaya ortodoks, sikap badan menyamping arah tolakan mulai dari sikap
permulaan sampai dengan bergerak ke depan untuk menolakkan peluru.
Cara
melakukannnya adalah:
1)
Sikap awal berdiri menyamping dengan sektor tolakan
berada di sektor kiri tubuhnya, lutut kaki kanan ditekuk, sedangkan kaki kiri
diluruskan ke belakang. Berat badan berada pada kaki kanan dengan pandangan
mata ke depan.
2)
Tangan kanan memegang peluru yang diletakkan di atas
bahu kanan menempel pada rahang., sedangkan tangan kiri diangkat ditekuk di
depan wajah kiri berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh.
3)
Gerakkan akan menolak kaki kiri diangkat kemudian
diputarkan ke arah kiri sebanyak 2-3 kali putaran kemudian kaki kiri berpijak
di sebelah kaki kanan.
4)
kaki kiri digeser ke samping kiri sambil kaki kanan
juga digeser mengikuti arah kaki kiri bergeser
5)
waktu kedua kaki bergeser ke kiri, peluru dilemparkan
dengan cara tangan kanan yang memegang peluru didorong ke arah depan atas,
jalannya peluru membentuk parabola diikuti pandangan mata arah jalannya peluru.
6)
sikap akhir, berat badan berada di kaki kanan
diusahakan tubuh tidak keluar dari lingkaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar